Penggemar bola Surabaya mengenal Andik Vermansyah sebagai gelandang Persebaya yang energik dan cepat. Permainannya di lapangan selalu ngotot. Itu disebabkan dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan bermain di Persebaya, klub yang didambanya sejak kecil.
Andik Vermansyah selalu total setiap kali diberi kesempatan bermain di lapangan. Di tim yang dibelanya, pemain mungil tersebut selalu menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Tak heran, seabrek prestasi telah disandang bersama tim yang dibelanya. Pemain berusia 17 tahun itu telah meraih banyak gelar di level amatir. Yaitu, juara Liga Remaja Jatim 2007, medali emas Porprov 2007, juara Pomnas 2007, medali emas PON XVII 2008 di Kaltim, dan medali perunggu POM ASEAN 2008 di Malaysia.
Sederet keberhasilan mantan pelajar SMA Sejahtera 1 Surabaya itu membuatnya menghuni tim senior Persebaya 1927. Di tim yang telah dipujanya sejak kanak-kanak tersebut, dengan berani dia mengambil nomor 10. Angka yang keramat bagi pemain sepak bola.
Dia pun membuktikan layak menyandang nomor yang diidentikkan dengan pemain bintang itu. Setiap kali dipercaya Aji Santoso, pelatih Persebaya 1927, bermain gelaran Liga Primer Indonesia (LPI), Andik bahkan mampu menjadi faktor yang mengangkat keberhasilan Persebaya disetiap pertandingan.
Torehan gol-nya mungkin tidak sebanyak striker Persebaya 1927 lainnya, I Made Wirahadi. Tapi, yang terpenting, dia mampu mengacak-acak pertahanan lawan dengan dribbling dan kelincahannya. ”Saya harus bermain sebaik-baiknya di Persebaya. Sebab, ini adalah keinginan saya sejak kecil,” kata remaja kelahiran Jember, 23 November 1991 itu.
Ya, dia mengungkapkan, bisa mengenakan kostum Persebaya adalah obsesi terbesarnya yang menjadi nyata. Andik mengaku pertama bermain bola saat kelas 5 sekolah dasar (SD). Ketika itu, dia mengawali debutnya mengolah bola di level kampung. Klub pertama yang dibelanya adalah Dwikora. ”Itu hanya klub kampung kok. Saya juga belum serius main bola,” ungkapnya.
Hasratnya untuk bermain bola kian lama kian menggebu. Demi mengasah kemampuannya, dia pun pindah ke Suryanaga. Nah, di klub juara Kompetisi Kelas Utama Internal Persebaya musim 2008-2009 itulah, dia mulai memupuk harapan untuk menjadi pemain sepak bola. Sebagai anak yang dibesarkan di Kota Pahlawan, Persebaya adalah klub yang diidamkannya.
Kecintaannya pada klub berjuluk Green Force tersebut juga dipengaruhi kondisi ekonomi keluarganya yang tergolong tidak mampu. Waktu kecil, selain sekolah dan main sepak bola, dia membantu orang tuanya dengan berjualan es di Gelora 10 Nopember.
”Waktu itu memang susah. Jadi, saya harus membantu orang tua,” kenangnya. Pengalaman itulah yang perlahan membangun fanatismenya pada Persebaya dan terus memelihara impiannya untuk berada di stadion legendaris itu suatu saat nanti, sebagai pemain Persebaya.
Untuk memenuhi kebutuhannya bermain sepak bola, dia tidak mungkin meminta kepada orang tuanya. Dia pun mencari uang dengan usahanya sendiri. Misal, saat dia butuh sepatu untuk bermain. ”Saya pernah menjadi pengamen. Hasilnya digunakan untuk beli sepatu bola,” tuturnya.
Hasil jerih payahnya mulai terlihat pada 2005. Ketika itu dia lolos seleksi masuk ke tim Persebaya U-18 yang akan diproyeksikan untuk terjun ke Liga Remaja. Saat itu dia memang gagal membawa Persebaya juara. Namun, saat kembali terpilih pada tahun berikutnya, dia berhasil membawakan gelar Liga Remaja Regional Jatim.
Seharusnya Masuk Timnas
Andik Vermansyah dinilah oleh banyak kalangan sudah mempunyai skill dan kemampuan yang cukup untuk mengenakan seragam Merah Putih. Opini juga dikeluarkan oleh Michael Feichtenbeiner, pelatih asal Jerman yang akan memimpin Bintang Medan FC. Secara khusus, Feichtenbeiner menilai performa seorang Andik Vermansyah sangat tajam.
“Andik seperti Lionel Messi. Dia pemain yang selalu membahayakan lawan melalui kecepatan dan dribbling-nya,” kata Feichtenbeiner saat ditemui GOAL.com Indonesiadi Yogyakarta.
Feichtenbeiner juga menilai, Andik layak diperhitungkan masuk seleksi timnas, meskipun striker kelahiran 23 November 1991 bermain di Liga Primer Indonesia (LPI) yang tidak diakui PSSI.
“Saya tidak ingin mengomentari perselisihan antara LPI dan PSSI, tapi lama-lama LPI semakin disoroti karena kualitasnya akan meningkat. Pemain seperti Irfan Bachdim dan Andik Vermansyah seharusnya pantas masuk timnas Indonesia,” tukas Feichtenbeiner.
“Di manapun pemain berlaga, kalau berkualitas dan dinilai layak masuk seleksi, seharusnya jangan diabaikan. Apabila pemain seperti Andik tidak diperhitungkan, itu berakibat buruk bagi sportivitas sepakbola, buruk bagi sepakbola Indonesia secara keseluruhan,” tandasnya.
Video Jugling Andik Vermansyah :
Video dibawah ini kami dapat dari facebook Andik Vermansyah :
Data Diri:
Nama: Andik Vermansyah
Tempat, Tanggal Lahir: Jember, 23 November 1991
Tinggi Badan: 162 cm
Posisi: Gelandang Serang
Prestasi:
2008 Perunggu POM ASEAN (Timnas Mahasiswa)
2008 Emas PON XVII Kaltim (Jatim)
2007 Emas Porprov I (Kota Surabaya)
2007 Juara Liga Remaja Regional Jatim (Persebaya U-18)
0 komentar:
Dí lo que piensas...